Rabu, 05 Maret 2014

Busi dan Cara Kerjanya

Busi dan Cara Kerjanya

Busi adalah suatu suku cadang yang dipasang pada mesin pembakaran dalam dengan ujung elektroda pada ruang bakar, busi dipasang untuk membakar bensin yang telah dikompres oleh piston. Percikan busi berupa percikan elektrik. Pada bagian tengah busi terdapat elektroda yang dihubungkan dengan kabel ke coil pengapian (ignition coil) di luar busi, dan dengan ground dibawah busi, membentuk suatu celah percikan di dalam silinder. Hak paten untuk busi di berikan pada NIKOLA TESLA, RICHARD SIMMS, ROBERT  BOSCH dan KARL BENZ  yang dianggap merupakan perancang busi.


Konstruksi Busi

Konstruksi Busi
Cara Kerja Busi

Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan volt yang dihasilkan oleh ignition coil. Tegangan listrik dari coil pengapian menghasilkan beda tegangan antara elektroda dibagian tengah busi dengan yang dibagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur gas diantara kedua electrode tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada, gas gas tersebut mengalami ionisasi dan yang tadinya bersifat insulator berubh menjadi konduktor. Setelah ii terjadi, arus electron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya electron, suhu dicelah percikan busi naik drastic sampai 60.000 K. suhu yang sangat ringgi ini membuat gas yang telah terionisasi memuai dengan cepat  seperti ledakan kecil, inilah percikan busi yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir.

Penyebab busi mati

a.Secara teknis :
  • Over heat, sehingga elektroda di dalam keramiknya patah
  • Antara kutub positif dan negative terhubung singkat/ mempunyai  nilai tahanan, terkadang tidak bisa dibaca dengan ohm meter kecuali menggunakan megger
  • Campuran bahan bakar yang terlalu kaya, sehingga menyebabkan penumpukan karbon/ gas buang yang tidak sempurna
  • Karena elektroda aus, sehingga gap elektroda terlalu jauh
  • Cdi lemah sehingga tak dapat menyuplai pengapian secara stabil
  • Isolator keramik pada busi retak atau pecah, sehingga menyebabkan kebocoran arus
  • Tegangan output coil yang terlalu tinggi, sehingga loncatan electron terlalu besar
  • Salah spesifikasi, missal untuk harian memakai type dingin, padahal idealnya memakai busi type panas, sehingga suhu kerjanya tidak sesuai
  • Knocking, karena busi mendapat tekanan ledakan sebelum kompresi puncak dan waktu percikan api keluar.
b. Secara non teknis :
  • Bisa karena kena air sewaktu hujan atau dicuci
  • Busi sudah lama/waktunya penggantian busi sesuai standard
  • Cop busi yang rusak sehingga tidak ada konektifitas aliran pengapian sampai ke busi

Busi dan Cara Kerjanya